Oleh: Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
Pernyataan bahwa Whoosh merupakan proyek Kebanggaan Rakyat Indonesia merupakan pernyataan bodoh luar biasa, dan sekaligus penghinaan bagi rakyat Indonesia.
Apalagi, alasannya lebih bodoh lagi, membanggakan 100 persen produk asing buatan luar negeri sebagai simbol kebanggaan.
Yang lebih bodoh lagi, dengan adanya kereta cepat, Indonesia digambarkan seolah-olah sudah menjadi negara maju, padahal jumlah rakyat miskin Indonesia menurut kriteria internasional sebagai negara berpendapatan menengah atas mencapai lebih dari 194 juta orang atau sekitar 68 persen dari jumlah penduduk.
Selain itu, proyek ini 75 persen dibiayai oleh utang, dan sekarang untuk bayar bunga utangnya saja tidak mampu. Kebingungan. Kondisi seperti ini kok dibanggakan.
Yang perlu dibanggakan adalah produk buatan sendiri seperti pesawat CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia.
Yang paling penting, masalah Whoosh saat ini bukan masalah teknologi yang membanggakan atau tidak, tetapi masalah terkait dugaan korupsi dan merugikan keuangan negara.
Seharusnya pemerintah memilih Kereta Cepat Jepang Shinkansen yang jauh lebih murah: paling sedikit 4,5 miliar dolar AS lebih murah dari kereta cepat China (Whoosh) selama durasi proyek 50 tahun.
Jadi ini yang masalah utama Whoosh, usut dugaan korupsinya: bukan bangga dengan produk asing, dan juga bukan masalah transportasi harus rugi atau untung. I x
________________


COMMENTS